7 Okt 2010

Beras – Nasi = Ilmu - Pengetahuan

Beras tak kan berubah menjadi nasi jika tidak dilengkapi dengan air dan juga panas,dengan cara mengkukusnya dengan uap dari rebusan air yang ditaruh dibawahnya,beras dalam waktu yang cukup sebentar bisa menjadi nasi,banyak juga cara lain yang dilakukan untu membuat beras menjadi nasi, cara yang biasa kita lakukan daam kehidupan sehari hari,langkah langkahnya sederhana,
Pertama,ambil beras lalu dicuci bersih,buang kotoran yang ada pada beras,
Kedua siapkan air secukupnya untuk mengukus,lalu taruh beras diatasnya tidak lupa gunakan pengganjal agar beras tidak terendam air,
Selanjutnya tunggu sekitar setengah jam,maa nasi siap dihidangkan,
Ada juga cara modern dengan menggunakan ricecookeer,sama halnya dengan mengkukus beras juga dicuci terlebih dahulu,namun beras tidak dipisah dengan beras tapi langsung disatukan agar lebih peraktis,dan juga waktu untuk menunggunya lebih sebentar,tapi cara ini yang lebih bannyak dilakukan,
Dari argument proses beras menjadi nasi diatas,bahwa suatu yang kita peroleh tapi masih berupa barang mentah kalau kita tidak memrosesnya tidah akan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
sama halnya juga dengan sebuah pengetahuan. Jika pengetahuan tidak diasah dengan pendidikan tidak akan bisa menjadi sebuah ilmu.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan sebuah pengetahuan seperti halnya membaca buku,melihat berita,mndengarkan tapi bila kita tidak mengamati dan mencernanya dengan baik dan benar maka pengetahuan yang kita dapat tidak seutuhnya dapat kita jadikan ilmu yang kita miliki.
Kita dapat mengasah pengetahuan kita dengan banyak cara,sekarang ini sudah banyak media-media yang tersedia untuk kita belajar dari pengetahuan,contohnya: sekolah,bimbingan belajar,pacinta alam,dan banyak lainnya.apa lagi sekarang pendidikan sudah dilengkapi dengan tekhnologi yang sangat membantu kelancaran proses pendidikan,dan dalam belajar pun jadi mudah.
Media yang paling kita kenal sekarang INTERNET,banyak hal yang dapat didapat dari internet.sehingga informasi yang ingin kita cari secara mudah kita dapatkan,jadi tidak heran jika banyak orang yang dalam pekerjaannya menggunakan internet,ataupun pelajar yang ingin mencari materi di internet.
Namun pengetahuan yang telah kita dapatkan belum tentu dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan kita, kalau kita tidak sebaik – baiknya mengolah ilmu yang telah kita dapatkan.
Dalam sebuah artikel dibahas
“Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia [1]. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya[2].
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.”

Sumber kutipan artikel :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar